Sikap Seorang Pelatih Dalam Menangani Perilaku Negatif Atlit
Defenisi AtlitMenurut wikipedia, atlit adalah olahragawan yang berpartisipasi dalam suatu kompetisi olahraga. Atlit sendiri berasal dari bahasa Yunani, Athlos yang berarti Kontes. Jadi, seseorang bisa dikatakan atlit jika orang tersebut pernah mengikuti suatu kompetisi olahraga yang kompetitif dalam suatu kejuaraan. Kondisi fisik seorang atlit pada umumnya harus diatas rata-rata. Dan orang yang belum pernah mengikuti suatu kompetisi belum bisa disebut sebagai atlit walaupun orang tersebut telah mendalami cabang olahraga itu dalam waktu yang lama.
Ciri-ciri Seorang Atlit Yang Berkualitas
Setelah apa yang telah kita bahas diatas, dapat dibayangkan bahwa seorang atlit itu adalah seseorang yang mempunyai fisik serta jiwa yang sehat dan juga mempunyai sifat serta sikap yang tegas dan menjunjung tinggi yang namanya sportifitas. Namun akan saya uraikan lebih detail lagi mengenai apa saja ciri-ciri seorang atlit yang berkualitas dibawah ini;
1.Atlit mempunyai jiwa raga yang sehat dan bugar serta memiliki pola hidup yang baik.
2.Atlit menjunjung tinggi kejujuran, kedisiplinan dan sportifitas dalam kehidupan maupun pertandingan.
3.Alit mengetahui mengenai perbedaan dan mencintai kedamaian.
4.Atlit memiliki pola pikir yang cerdas dan kaya akan pengalaman.
5.Atlit memiliki sifat yang rendah hati, tidak sombong dan saling berbagi ilmu dengan yang lainnya.
6.Atlit memiliki kepribadian dan mental yang tangguh, pantang menyerah.
7.Atlit tidak takut akan yang namanya kegagalan.
8.Atlit tidak hanya fokus mengenai kemenangan individualis, namun juga menjunjung kerjasama tim.
9.Atlit pandai dalam membagi waktu dan memilih pergaulan.
10.Atlit selalu mendekati diri dengan Tuhannya.
Atlit Menurut Pandangan Saya
Selain atlit memiliki jiwa dan fisik yang bugar, menurut saya seorang atlit juga harus bisa menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi orang lain. Jika seseorang yang dikatakan atlit tersebut tidak bisa menjadi contoh yang baik bagi orang lain, maka seseorang tersebut tidak bisa dikatakan sebagai atlit yang baik. Dan memang kenyataanya, banyak sekali atlit-atlit sekarang yang sering saya temui sangat menyimpang dari kepribadian atlit yang berkualitas tersebut. Mengapa tidak, kebanyakan atlit-atlit sekarang hanya menjunjung tinggi kemenangan dan mengedepankan keegoisan mereka semata. Dan juga atlit-atlit saat ini enggan membagikan tips-tips maupun pengetahuan mereka dengan junior-juniornya maupun dengan sesama mereka. Kerjasama tim dilupakan dan jika atlit tersebut hebat, maka mereka akan menyikapi sikap yang sombong dan angkuh seakan mereka lah paling kuat dilapangan. Padahal tidak! masih banyak lagi diluar sana yang kemampuannya diatas rata-rata atlit tersebut.
Faktor-Faktor Yang Menjadikan Atlit Berperilaku Negatif
Banyak sekali faktor-faktor yang dapat menjadikan seorang atlit berperilaku negatif. Namun secara umum penyebabnya adalah;
1.Atlit tersebut terlalu dimanjakan oleh pelatih.
2.Atlit tersebut belum mendapatkan tekanan dari dalam maupun luar.
3.Atlit tersebut tidak diajarkan untuk selalu rendah hati dan saling berbagi.
4.Atlit tersebut belum mendapatkan pengarahan motivasi dan inspirasi dari pelatih.
5.Atlit tersebut terlalu meremehkan teman-teman dan lawan-lawannya.
6.Atlit tersebut hanya berfokus pada kemenangan individualis, bukan kerjasama tim.
7.Atlit tersebut memiliki lingkungan yang tidak baik disekitarnya.
Sikap Pelatih Dalam Menangani Perilaku Negatif Atlit
1.Sebagai seorang pelatih, sebaiknya atlit jangan terlalu dimanjakan.
Dengan melemparkan pujian-pujian yang berlebihan kepada si atlit, maka atlit tersebut akan merasa bahwa dirinya lah yang paling diharapkan oleh pelatih dan itu akan membuatnya terlihat sombong dan angkuh didepan teman-teman atlit tersebut. Daripada melemparkan pujian-pujian kepada si atlit, lebih baik pelatih mengarahkan atlit tersebut agar berlatih lebih baik lagi ataupun meningkatkan kemampuan atlit saat ini menjadi lebih baik lagi dan mengoreksi kesalahan yang telah dibuat oleh atlit tersebut. Dengan begitu, atlit akan lebih ter-motivasi ketimbang memberikan pujian-pujian yang bisa membuat bahwa atlit tersebut merasa bahwa dirinya lah yang paling hebat.
2. Sebagai seorang pelatih, sesekali atlit harus diberikan tekanan dari dalam maupun luar tim.
Maksud dari tekanan disini adalah kondisi dimana seorang atlit tersebut tidak dipermudahkan jalannya dalam mencapai sesuatu ataupun kondisi dimana seorang atlit tersebut tidak merasa bahwa dirinya lah yang paling hebat. Contohnya saja, dari dalam tim dimana atlit tersebut diberikan latihan yang bebannya tidak seperti sebelum-sebelumnya. Jadi jika latihan biasanya diberikan beban yang sedang, namun kini berikan lah atlit tersebut dengan beban yang relatif berat. Dengan begitu si atlit tidak beranggapan bahwa latihan yang selama ini diberikan oleh pelatih itu terlalu mudah untuknya, itu juga membantu atlit dalam terhindar dari kebosanan dan kejenuhan. Dan dari luar tim, adalah dengan melakukan latih-tanding dengan klub lainnya maupun dengan orang-orang yang memiliki kemampuan yang berbeda, dengan begitu atlit tersebut akan sadar bahwa meski di tim ini dialah yang terkuat namun diluar tim masih ada atlit yang lebih kuat lagi dari dirinya. Dengan begitu, si atlit akan terhindar dari sikap sombong maupun angkuh dan menciptakan kepribadian yang rendah hati.
3.Sebagai seorang pelatih, harus mengajarkan atlit menjadi pribadi yang rendah hati dan saling berbagi pengetahuan, ilmu dengan yang lainnya sejak dini.
Pelatih bukan pelatih namanya jika tidak pernah mengajarkan hal-hal yang baik kepada atlit nya walau sekecil apapun kebaikan itu. Memang, hal ini mungkin sangat jarang dilakukan oleh pelatih untuk memberi arahan dan mengajarkan atlit agar selalu membagikan pengalamannya dan pengetahuannya mengenai olahraga yang digelutinya kepada junior-juniornya maupun kepada rekan-rekan se-tim nya. Selain mengajarkan atlit tersebut untuk tidak menjadi pribadi yang pelit, rekan-rekan dan junior-junior yang mendapatkan pengetahuan dari atlit yang sudah berpengalaman tersebut akan bertambah wawasannya.
4.Sebagai seorang pelatih, memberikan motivasi dan inspirasi kepada atlit.
Memberikan motivasi dan juga inspirasi kepada atlit-atlit adalah tugas pelatih yang mutlak. Karena dengan diberikannya motivasi kepada atlit dapat membuat atlit menjauh dari rasa kejenuhan dan membangkitkan semangat atlit tersebut agar lebih giat berlatih. Motivasi sangat penting dan diiperlukan oleh atlit untuk meningkatkan mood sang atlit, apalagi sehabis kalah bertanding jika atlit tidak diberikan motivasi yang membangun, atlit tersebut pasti akan merasa jenuh serta mood nya hancur dan memutuskan untuk berhenti latihan dan keluar dari tim. Selain itu, atlit juga harus diberikan motivasi mengenai bahwa seorang atlit yang berkualitas atau hebat itu tidak pernah sombong maupun angkuh, dan berikan juga siapa contoh dari atlit profesional yang tidak sombong dan angkuh dengan apa yang dia dapatkan. Dengan begitu, atlit akan tersadar dan mencoba untuk menjauhkan diri dari pribadi yang sombong maupun angkuh. Dan jelaskan juga kepada atlit, apa itu arti dari sebuah kemenangan tim bukan kemenangan individual.
5.Jika lingkungan atlit kurang baik, diskusikan dengan orang tua atlit tersebut.
Jika, dilingkungan atlit banyak sekali hal-hal yang menganggu kepribadiannya dan menjerumuskan dia kedalam sikap-sikap yang negatif, kita sebagai seorang pelatih harus juga mendekati diri kepada orang tua atlit tersebut dan mendiskusikan bagaimana kehidupan dilingkungan atlit itu tinggal. Dengan begitu, pelatih dan orang tua juga akan mendapatkan solusi bersama bagaimana pembatasan pergaulan oleh sang atlit tersebut dengan lingkungannya. Namun, jika sikap negatif tersebut penyebabnya adalah orang tua atlit tersebut kita juga harus bisa memberi arahan kepada orang tua si atlit tersebut. Agar kedepannya si atlit dapat mengubah perilaku-perilaku buruknya yang akan berimbas ke tim nya.
Kesimpulan
Jadi, sebagai seorang pelatih kita harus cerdas dan pandai menjaga maupun membantu atlit-atlitnya agar tidak berperilaku negatif dengan memberikan atlit tersebut arahan-arahan dan nasehat dari sang pelatih. Karena kepribadian seorang pelatih itu mencerminkan bagaimana atlit-atlinya. Jika pelatih tidak disiplin waktu, maka atlit tersebut juga begitu. Jika pelatih kerjanya hanya marah-marah gak jelas, maka atlit-atlitnya akan lebih ke emosional dalam bermain, dan jika pelatih tegas dan disiplin, maka atlit tersebut akan mengikuti pelatihnya. Maka dari itu, sebagai seorang pelatih berhati-hatilah dan cerdas lah dalam membina sang atlit.
Penutup
Semoga informasi yang saya berikan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan juga bisa mencoba serta menerapkan hal-hal yang telah saya sampaikan diatas tadi.
Referensi
Dari pemikiran dan pengalaman pribadi sang penulis.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar